KELAINAN SENDI TEMPOROMANDIBULER
A) DEFINISI
Sendi temporomandibuler adalah 2 tempat
(masing-masing di setiap sisi wajah, tepat di depan telinga), dimana tulang
temporal dari tengkorak berhubungan dengan rahang bawah (mandibula).
Ligamen (jaringan ikat yang berbentuk
seperti tali/pita, sebagai pengubung tulang-tulang atau pengikat alat-alat di
dalam tubuh), tendon (ujung otot yang liat, yang melekat pada tulang) dan
otot-otot menyokong persendian ini dan bertanggungjawab dalam pergerakan
rahang.
Sendi temporomandibuler merupakan sendi
yang paling kompleks, sendi ini membuka dan menutup seperti sebuah engsel dan
bergeser ke depan, ke belakang dan dari sisi yang satu ke sisi yang lainnya.Selama
proses mengunyah, sendi ini menopang sejumlah besar tekanan.
Sendi ini memiliki sebuah kartilago
(tulang rawan) khusus yang disebut cakram, yang mencegah gesekan antara tulang
rahang bawah dan tulang tengkorak.Kelainan pada sendi temporomandibuler bisa
mengenai sendi dan otot-otot yang berada di sekitarnya.
B) PENYEBAB
Sebagian
besar penyebab dari kelainan sendi temporomandibuler adalah gabungan dari
ketegangan otot dan kelainan anatomis pada sendi, kadang disertai faktor
psikis.
Kelainan ini
paling sering terjadi pada wanita berusia 20-50 tahun.Kelainan sendi
temporomandibuler selalu didiagnosis hanya berdasarkan kepada riwayat kesehatan
penderita dan pemeriksaan fisik.Pemeriksaanya berupa penekanan pada bagian
samping wajah atau memasukkan jari tangan ke dalam telinga penderita dan dengan
hati-hati menekan ke arah depan pada saat penderita membuka dan menutup
rahangnya.Juga dilakukan perabaan pada otot-otot yang digunakan untuk
mengunyah, untuk menentukan adanya nyeri atau nyeri tumpul dan untuk menentukan
apakah rahang menggeser ketika penderita menggigit.Teknik rontgen khusus bisa
membantu menegakkan diagnosis.
Jika diduga terjadi kelainan letak dari
cakram, dilakukan antrogram.Walaupun sangat jarang, bisa dilakukanMRI atau CT
scan untuk mengetahui mengapa penderita tidak memberikan respon terhadap pengobatan
yang telah dilakukan.Pemeriksaan laboratorium jarang dilakuakan.Kadang
digunakan elektromiografi untuk menganalisa aktivitas otot, untuk memantau
pengobatan dan untuk menegakkan diagnosis.8% penderita membaik dalam waktu 6
bulan tanpa pengobatan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar